Minggu, 07 November 2010

Ekonomi Uang dan Bank

Uang Dalam Perekonomian
-. Proses Pertukaran dan Sejarah perkembangan Uang, Perkembangan Pertukaran Perdagangan dengan media Barter Uang Barang dan Uang Modern
-. Ciri, Fungsi & Harga Uang Baku Moneter, dan Perkembanan Uang Di Indonesia
-. Sejarah Sistem Moneter International

1. 1.Siklus Perekonomian dan Sejarah perkembangan Uang
Dalam Masyarakat modern sekarang ini uang merupakan bagian Integral dari kehidupan dan darah perekonomian, dimana lalu lintas barang dan jasa serta semua kegiatan ekonomi tadi menggunakan uang sebagai alat nya. Penghasilan upah, honor, sewa, bunga, keuantungan, tabungan, kekayaan, yang diterima/dimiliki kemudian digunakan untuk pemenuhan kebutuhan dalam bentuk biaya, pembayaran, cicilan. Demikian juga dalam bidang produksi distribusi dan konsumsi lainnya dalam suatu arus yang disebut sebagaai peredaran sirkulasi uang.


Namun demikian penggunaan uang sebelumnya telah mengalami sejarah perkembangan dari semenjak dimulainya peradaban manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya .

1Masyarakat Ekonomi Sederhana/Purba
Hidup berpindah pindah, mengkomsumsi langsung yang telah disediakan alam atau menghasilkan barang hanya untuk memenuhi kebutuhan nya sendiri/kelompok, belum ada pertukaran dengan kelompok lain

1.1.2 Pertukaran/Barter/Silent Trade
Karena kebutuhan dan keinginan nya mulai meningkat sedangkan barang yang dapat dihasilkan sendiri terbatas maka diantara kelompok komunitas terjadi pertukaran/barter antara dua barang berlainan yg dihasilkan bila diantara mereka terdapat keinginan untuk saling melengkapi ( doble coinsidance of want )

I A B



Pada kasus I ini Kelompok A mempunyai kelebihan dalam menghasilkan Barang X dibandingkan konsumsinya dan ada keinginan mengkonsimso barang Y tapi tidak /kurang menghasilkan barang Y. Sementara Kelompok B mempunyai kelebihan dalam menghasilkan Barang Y dibandingkan konsumsinya dan ada keinginan mengkonsumsi barang X tapi tidak /kurang menghasilkan barang X. Bila A dan B bertemu maka barter dapat terjadi, karena diantara keduanya mempunyai keinginan untuk saling memenuhi atau terdapat double coincidence of want
II A B




C

C
Dalam Kasus II, B tidak membutuhkan barang X, tetapi membutuhkan barang Z, dengan demikian barter antara A dan B tidak dapat terjadi karena tidak terdapat double coincidence of want. Bisa juga kesulitannya timbul karena susahnya mengukur nilai pertukaran/kesetaraan nilai antara barang X dan Y milik dua pihak tersebut. Kesulitan barter ini menyebabkana harus dicari pihak ketiga C yang menawarkan barang Z dan membutuhkan barang X. Namun untuk menghadirkan C tidak selalu mudah karena dibutuhkan biaya informasi dan transaksi. Disini terlihat kesulitannya pertukaran ala barter.

1.1.3 Munculnya Alat/Media Tukar
Melihat adanya berbagai masalah dalam barter tersebut, timbulah pemikiran untuk mencari media yang mampu berfungsi sebagai alat tukar dan pengukur nilai yang diharapkan mampu mengurangi atau menghilangkan biaya biaya yang timbul karena adanya barter dan untuk menjembatani media tukar 2 barang tersebut.
III A B







Misalnya saja 1 Kg barang X = 1/3 kg barang M dan 1 Kg barang Y = 1/6 barang M  (semua barang di ukur dengan M )  Kesepakatan tersebut pada dasarnya merupakan konsep harga relative yang dalam perkembanannya merupakan dasar teory kurs valuta dan term of trade.
Penggunaan uang barang M ( seperti kerang, kulit hewan, sutra dan yang paling popular lama adalah emas dan perak) dalam pertukaran antara A dan B dalam kasus III memang relative lebih sederhana dan murah serta mengurangi kelemahan kelemahan dalam system barter,
Namun dalam perkembangannya penggunaan uang barang tersebut juga menimbulkan masalah seperti kestabilan harga uang barang tersebut karena perubahan produksi dan ketersediaan nya di pasar ( terkadang jumlahnya menjadi lebih banyak dan terkadang jumlah nya menjadi lebih sedikit dibandingkan barang dan jasa yg diperdagangkan di pasar), penggunaan uang barang ini juga memunculkan masalah atas kesulitan penyimpanannya, masalah lain timbul jika transaksi dilakukan dengan pembayaran ditunda atau kredit bisa terjadi nilai uang barang tersebut mengalami perubahan. Hal ini karena uang barang tersebut berpengaruh terhadap fungsinya sebaai alat ukur sehingga tidak netral

1.1.4 Digunakannya Alat/Media Baru ( Uang ) yang Nilainya Relative Stabil
Melihat masih adanya masalah dan biaya dari penggunaan uang barang sebagai media pertukaran dan pengukuran nilai, maka dicari bentuk media lain yang dijamin dapat menstabilkan nilai tukar dan juga dapat menghindari munculnya biaya informasi dan transaksi tersebut. Dari sinilah muncul “ uang kartal dan uang logam” yang berfungsi sebagai alat pembayaran dan nilainya ditentukan atas dasar kesepakatan penjagaan dan kepercayaan . Nilai tukar dalam uang kartal dan logam ini tidak dipengaruhi oleh nilai bahan tersebut, tetapi ditentukan oleh otoritas moneter melalui Undang Undang dan memang diberi wewenang untuk menciptakan uang tersebuit pada nominal yang tertera di uang (metode menjaga nilai uang akan dipelajari nanti )
I.2 Pengertian Uang
Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima saecara umum. Alat tukar itu berupa benda apa saja yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa.
Sedangkan uang dalam ilmu ekonomi modern, didefinisikan beberapa ahli sebagai berikut:
1. AC Pigou; dalam bukunya The Veil of Money, yang dimaksud uang adalah alat tukar.
2. DH Robertson; dalam bukunya Money, ia mengatakan bahwa uang adalah sesuatu yang bisa diterima dalam pembayaran untuk mendapatkan barang-barang.
3. RG Thomas; dalam bukunya Our Modern Banking, menjelaskan uang adalah sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran utang.
Dari uraian dimuka tentang kekurangan dan perbaikan penggunaan uang sebenarnya telah dapat diduga apakah cirri ciri atau syarat yang harus dipenuhi agar sesuatu dapat dikatakan sebagai uang

1.3 Ciri Ciri Uang
I.3.1 Dapat Diterima Umum dan Nilainya Stabil ( Acceptability )
Agar suatu barang dapat berfungsi sebagai uang, maka alat tersebut harus dapat diterima oleh individu dan pihak pihak atau kelompok yang terlibat dalam transaksi dalam system pertukaran tersebut.
Penerimaan tersebut dapat berupa ditetapkan nya dalam undang undang tentang peredaran uang nominal dan seri tertentu oleh otoritas moneter bank central serta diumumkan ke public. dan dijaga nilai baik secara fisik maupun nilai tukar nya.

I.3.2, Mudah Dibawa dan Ditukarkan ( Portability)
Salah satu kelemahan uang barang seperti kerang, kulit emas dan perak dalam system uang barang adalah tidak mudah nya untuk dibawa bawa dalam transaksi. Dalam Hal ini uang kertas yang diciptakan sebagai media tukar sangat mendukung dan cocok untuk maksud tersebut baik dalam transaksi besar maupun transaksi kecil ( dalam perekonomian modern seperti sekarang malahan uang kertas telah pula digeser oleh uang giral dan uang plastic atau kartu kredit yang lebih memberi kepraktisan dalam transaksi )

I.3..3 Tahan Lama Awet dan Tidak Mudah Ditiru ( Durability )
Uang logam dan kertas digunakan dengan maksud untuk media transaksi yang dapat dipakai berkali kali, dengan demikian uang yang dikeluarkan oleh bank central tersebut harus awet dari kerusakan dibandingkan dengan kertas pada umum nya. Didepan dikemukakan Otoritas moneter wajib menjaga uang dari kemerosotan nilai dan kepercayaan masyarakat terhadap uang tersebut. Dengan sendirinya utuk menghindari kemungkinan tersebut uang harus dicetak dengan diberi kode kode tertentu dan dibuat dari bahan khusus yang sulit untuk ditiru

I.3.4 Dapat di Bagi dalam Unit yang Lebih Kecil ( Devisibility )
Karena uang dibuat untuk mampu berfungsi sebagai alat pertukaran dalam unit besar maupun kecil maka uang tersebut juga harus dapat dibagi bagi dalam kelipatan nominal besar dan kecil misalnya Rp 100, Rp 1000, Rp 10.000 Rp 50 000 Rp 100.000 dan sebagai nya

I.3.5 Jumlah nya Mencukupi untuk Transaksi ( Elasticity of suplay )
Jumlah uang yang beredar harus mencukupi kebutuhan dunia usaha/perekonomian agar pertukaran tidak macet, sehingga otoritas moneter bank central sebagai pencipta uang tunggal harus mampu melihat perkembangan perekonomian jumlah barang jasa yang dipertukarkan dan menyediakan jumlah uang yang cukup untuk diedarkan bagi perkembangan perekonomian tersebut

I.4 Fungsi Uang
Uang memainkan beberapa peranan atau berfungsi banyak, untuk itu perlu dibedakan fungsi yang satu dengan yang lain secara jelas

I.4.1 Uang Berfungsi Sebagai Satuan Hitung ( Unit Of Account )
Fungsi ini menunjukkan bahwa dengan uang orang dapat mengukur dan membandingkan nilai atau harga suatu barang atau jasa sehingga memudahkan seseorang untuk melakukan pertukaran/transaksi karena sudah ada penunjuk nilai nya
I4.2 Uang Sebagai Alat Tukar dan Pembayaran (Medium Of Exchange)
Dengan uang pihak yang akan bertransaksi tidak perlu mencari orang yang harus mempunyai double coincidence of wants melainkan cukup menukarkan atau membeli barang dan jasa dengan uang tersebut dan kemudian dia l membeli atau menukarkan barang lain sesuai dengan kebutuhan nya.
I.4..3. Uang Sebagai Penyimpan Nilai ( Store Of Value )
Dengan uang orang dapat menyimpan atau mengakumulasikan kekayaan dan asset nya atau untuk transaksi di masa yang akan datang atau untuk memperbayak minimbun kekayaan nya
I.4.4 Uang sebagai Pengukur dan Pencicilan Utang ( Standard of Deffered Payment )
Bila seseorang membeli barang sekarang dan pembayaran dilakukan dilakukan di saat yang akan datang, maka diperlukan uang yang dapat dipakai untuk mengukur utang dan pembayaran cicilan nya tersebut

1.5. Jenis-jenis Uang
1.5.1. Berdasarkan Bahan (material)
Uang Logam ( uang emas, perak, perunggu )
Uang Kertas (uang kartal (currencies) dan uang giral (deposit money) )

1.5.2 Berdasarkan Nilainya
Uang bernilai penuh (full bodied money)
uang yang nilai terkandungnya (intrinsik) sama dengan nilai nominalnya
Uang yang tidak bernilai penuh (representative full bodied money)
“Token money” uang yang bertanda, artinya uang yang nilai intrinsiknya lebih kecil daripada nilai nominalnya

1.5.3. Berdasarkan Lembaga/Badan Pembuatnya
- Uang Kartal ( uang yang dicetak/dibuat dan diedarkan oleh Bank Sentral ) Uang kartal artinya uang yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari sebagai alat bayar. Uang kartal ada yang berbentuk logam dan ada yang berbentuk kertas yang benar-benar beredar dari tangan ke tangan sebagai alat pembayaran dalam masyarakat.


-. Uang Giral ( uang yang dibuat dan diedarkan ( di inovasi ) oleh Bank-bank Umum (komersial) dalam bentuk Demand Deposit (Check) ) untuk memudahkan transaksi. Uang giral disebut juga demand deposit artinya saldo rekening koran yang ada di Bank dan sewaktu-waktu dapat digunakan. Uang giral merupakan uang yang sah secara ekonomi tetapi secara hukum tidak, artinya hanya berlaku pada kalangan tertentu saja sehingga orang yang menolak pembayaran dengan uang giral contohnya cek tidak dapat dituntut. Untuk mengambil uang giral dapat digunakan cek atau giro.




1.5.4. Berdasarkan Kawasan/Daerah
Uang Domestik ( uang yang berlakunya hanya di suatu negara tertentu, di luar negara tersebut mungkint tidak berlaku )
Uang Internasional ( uang yang berlaku tidak hanya pada suatu negara tetapi mungkin diakui dan berlaku di seluruh dunia )

Tugas ( Simpan dalam Hard /Flash Disk anda untuk tambahan wawasan pengetahuan )
Mencari tambahan informasi dari internet (www.google.co.id, www.bi.go.id dll ) tentang
- Sejarah Penerbitan dan peredaran uang di Indonesia
- Jenis Jenis Mata uang negara negara di dunia
- Pengertian Hard Currency dan Soft Currency
- Jumlah uang beredar dan tingkat Inflasi di Indonesia saat ini
- Kebijakan terbaru Tentang sektor moneter/keuangan ( sebab masalah dan tujuan nya dilakukan kebijakan tersebut )
- Beri komentar pendapat anda mengenai permasalahan diatas


INFLASI
Jika kita perhatikan dan rasakan dari masa lampau sampai sekarang, harga barang barang dan jasa kebutuhan kita harganya terus menaik, dan nilai tukar uang selalu turun dibandingkan nilai barang, gejala itu merupakan inflasi.
Yang dimaksud dengan inflasi adalah proses kenaikan harga harga barang jasa secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga yang sifatnya sementara seperti momen hari raya ( tidak terus menerus ) dan kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan) kepada barang lainnya.

Indikator Inflasi
Beberapa indeks yang sering digunakan untuk mengukur inflasi seperti;.
• Indeks Harga Konsumen (IHK)  menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Dilakukan atas dasar survei bulanan di 45 kota, di pasar tradisional dan modern terhadap 283-397 jenis barang/jasa di setiap kota dan secara keseluruhan terdiri dari 742 komoditas.
• Indeks Perdagangan Besar  merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan harga dari komoditi-komoditi yang diperdagangkan di suatu daerah
• GDP Deflator  mencakup jumlah barang dan jasa yang masuk dalah perhitungan GNP diperoleh dengan membagi GDP nominal ( atas dasar harga berlaku ) dengan GDP Riel ( atas daasar harga konstan/tahun dasar )
Penggunaan Indeks yang bervariasi itu dikarenakan arti penting masing masing barang tersebut bagi tiap kelompok masyarakat tidak sama
Jenis Jenis Inflasi

#. Menurut Ukuran parah tidak nya
- Inflasi ringan (di bawah 10% setahun)
- Inflasi sedang (antara 10% - 30% setahun)
- Inflasi berat (antara 30% - 100% setahun), dan
- Inflasi tak terkendali (di atas 100% setahun)

Di Indonesia Pernah Terjadi Inflasi diatas 500 % pada tahun 1966, pada masa sekarang pemerintah menargetkan Inflasi di bawah 10 %, namun dampak inflasi bagi masyarakat tidak semata mata ditentukan tinggi nya tingkat inflasi, namun juga kelompok barang yang mengalami inflasi. Jika inflasi disebabkan oleh kelompok barang kebutuhan pokok, maka akan berpengaruh besar pada masyarakat, sebaliknya jika hanya barang mewah yg mengalami kenaikan, maka hanya berpengaruh pada sekelompok kecil masyarakat

# Menurut Penyebabnya
Secara Ekonomi Perubahan harga bisa disebabkan karena sisi penawaran ( Suplay ) dan sisi permintaan ( Demmand)


- Tarikan Permintaan (Demand pull inflation)
Inflasi terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total ( Agregat Demmand ) yang berlebihan sementara produksi ( Suplay ) telah berada pada keadan kesempatan kerja yang penuh dan tidak mungkin meningkat lagi sehingga penambahan permintaan hanya akan menyebabkan terjadi nya perubahan peningkatan harga

-. Desakan Biaya (Cost push inflation)
Inflasi ini terjadi akibat meningkatnya biaya produksi (input) sehingga mengakibatkan harga produk-produk (output) yang dihasilkan ikut naik. Terjadi Biaya per unit yang lebih tinggi untuk produksi/ pergeseran kurva penawaran ke kiri/ lebih sedikit jumlah barang yang ditawarkan pada harga yg sama/ keseimbangan baru dicapai pada harga yang lebih tinggi diikuti penurunan kuantitas yang terjual. Sumber kenaikan biaya produksi ini bisa berasal dari banyak hal misalnya; kenaikan upah buruh, kenaikan harga energi, kenaikan harga bahan baku



#. Berdasarkan asal timbulnya inflasi
-. Inflasi berasal dari dalam negeri, misalnya sebagai akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal.
-. Inflasi yang berasal dari luar negeri, yaitu inflasi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.

#. Berdasarkan cakupan pengaruh kenaikan harga
Jika terjadi kenaikan harga secara umum hanya berkaitan dengan beberapa barang tertentu secara kontinu disebut inflasi tertutup (Closed Inflation) dan apabila kenaikan harga terjadi secara keseluruhan disebut inflasi terbuka (Open Inflation), sedangkan apabila serangan inflasi demikian hebatnya dan setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi).

#, Berdasarkan Fundamentalitas penyebab Inflasi
-. Inflasi Inti Yaitu inflasi yang dipengaruhi oleh faktor fundamental seperti: Interaksi permintaan-penawaran, Lingkungan eksternal seperti nilai tukar, harga komoditi internasional, inflasi mitra dagang dan Ekspektasi Inflasi dari pedagang dan konsumen
-. Inflasi non Inti Yaitu inflasi yang dipengaruhi oleh selain faktor fundamental. Seperti terdiri dari :Inflasi Volatile Food. ( Inflasi yang dipengaruhi shocks dalam kelompok bahan makanan seperti panen, gangguan alam, gangguan penyakit.) dan Inflasi Administered Prices (Inflasi yang dipengaruhi shocks berupa kebijakan harga Pemerintah, seperti harga BBM, tarif listrik, tarif angkutan, dll)

Dampak inflasi
Secara umum, inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif, tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi.
Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi) keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu, orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat, para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.

- Efek Terhadap Pendapatan
Secara umum inflasi akan mengurangi daya beli seseorang apalagi bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap inflasi ini sangat merugikan. Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin menurun. bila orang enggak menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang. Bagi orang yang meminjam uang kepada bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman. Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu, bahkan bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, bisa gulung tikar (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).


- Efek Terhadap Efisiensi
Inflasi dapat mengubah pola alokasi factor produksi. Perubahan harga barang konsumsi dan harga barang factor produksi akan mengubah pemakaian barang tersebut pada kegiatan produksi dan konsumsi yang lebih efisien

- Efek Terhadap Output
Inflasi bisa dibarengi dengan kenaikan output, apabila kenaikan harga barang barang mendahului kenaikan biaya produksi sehingga menyebabkan keuntungan produsen dalam jangka pendek, Namun lebih banyak Inflasi menurunkan output apabila laju inflasi cukup tinggi menyebabkan daya beli menurun dan mengurangi daya serap output produksi

- Efek Terhadap Redistribusi pendapatan
Apabila harga harga naik, maka daya beli masyarakat akan menurunm, namun ada sekelompok masyarakat yang mampu menaikkan daya belinya akibat kenaikan barang tersebut

- Bagi perekonomian nasional
• Investasi berkurang
• Mendorong tingkat bunga
• Mendorong penanam modal yang bersifat spekulatif
• Menimbulkan kegagalan pelaksanaan pembangunan
• Menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi masa yang akan datang
• Menyebabkan daya saing produk nasional berkurang
• Menimbulkan defisit neraca pembayaran
• Merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat
Teory Inflasi
Secara garis besar ada 3 kelompok teori mengenai inflasi
- Teori Kuantitas  Teori ini berdasarkan persamaam MV = PT.
Menurut teori ini inflasi hanya bisa terjadi kalo ada tambahan volume uang yang beredar (kartal maupun giral) tanpa diiringi oleh pasokan ( suplai) barang barang yang tersedia . Inflasi juga dapat terjadi oleh harapan ekspektasi psikologi masyarakat mengenai kenaikan harga harga di masa datang
- Teory Keynes  Mengemukakan bahwa inflasi terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya dan permintaan masyarakat akan barang barang melebihi jumlah barang barang yang tersedia
- Teory Struktural  Teori ini lebih menekankan penyebab inflasi berasal dari struktur perekonomian yang tidak mampu mengantisipasi secara cepat dan fleksibel atas perkembangan perekonomian yang ada terutama terjadi di Negara Negara berkembang. Negara berkembang biasanya hanya menghasilkan hasil alam dan pertanian yang daya tukar nya tidak berkembang secepat produk industri yang di impor dari Negara maju. Negara berkembang juga menghadapi permasalahan kependudukan

Peran Bank Central dlm Pengendalian Inflasi
Bank Central memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Bank Central suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang wajar. Beberapa bank Central bahkan memiliki kewenangan yang independen dalam artian bahwa kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar bank sentral, termasuk pemerintah. Hal ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral yang kurang independen -- salah satunya disebabkan intervensi pemerintah yang bertujuan menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian -- akan mendorong tingkat inflasi yang lebih tinggi.
Bank sentral umumnya mengendalkan jumlah uang beredar dan/atau tingkat suku bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs). Saat ini pola inflation targeting banyak diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia, termasuk oleh Bank Indonesia.
• Tugas Bank Indonesia
Sesuai dengan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah (Pasal 7). Amanat ini memberikan kejelasan peran bank sentral dalam perekonomian, sehingga dalam pelaksanaan tugasnya Bank Indonesia dapat lebih fokus dalam pencapaian "single objective"-nya.
• Apa yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah?
Kestabilan nilai rupiah tercermin dari tingkat inflasi dan nilai tukar yang terjadi. Tingkat inflasi tercermin dari naiknya harga barang-barang secara umum. Faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu tekanan inflasi yang berasal dari sisi permintaan dan dari sisi penawaran. Dalam hal ini, BI hanya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi tekanan inflasi yang berasal dari sisi permintaan, sedangkan tekanan inflasi dari sisi penawaran (bencana alam, musim kemarau, distribusi tidak lancar, dll) sepenuhnya berada diluar pengendalian BI. Oleh karena itu, untuk dapat mencapai dan menjaga tingkat inflasi yang rendah dan stabil, diperlukan adanya kerjasama dan komitmen dari seluruh pelaku ekonomi, baik pemerintah maupun swasta. Tanpa dukungan dan komitmen tersebut niscaya tingkat inflasi yang sangat tinggi selama ini akan sulit dikendalikan. Selanjutnya nilai tukar rupiah sepenuhnya ditetapkan oleh kekuatan permintaan dan panawaran yang terjadi di pasar. Apa yang dapat dilakukan oleh BI adalah menjaga agar nilai rupiah tidak terlalu berfluktuasi secara tajam.
• Pentingnya kestabilan harga
Pentingnya pengendalian inflasi didasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil memberikan dampak negatif kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat.
PR Cari data di BI dan BPS IHK dan tingkat infasi th 2000 sd 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar